Pertama saat aku membuka mata didunia ini, mungkin kedua orang tuaku sudah mempunyai cita-cita akan jadi apa aku nantinya. Pasti mereka berkeinginan nantinya aku menjadi seseorang yang suskes, menjadi orang yang berguna atau mungkin mereka berkeinginan nantinya aku bisa menjadi seseorang yang dapat menjadi contoh dalam kehidupan bermasyarakat.
Pada usia balita, aku sudah mulai diajarkan berbagai pelajaran dalam lingkungan formal, belajar bersosialisasi dan saling tolong menolong sesama teman, agar nantinya aku sanggup menjalani kehidupan dalam lingkungan yang lebih luas ketika aku beranjak dewasa. Lalu setelah itu aku mulai memasuki jenjang yang lebih tinggi dan mulai bersosialisasi dengan lingkungan yang lebih luas menjadikan aku lebih ingin mengetahui banyak hal baru yang sebelumnya belum kuketahui.
Semenjak aku belum mengenal kata cita-cita, aku sudah mempunyai keinginan ingin menjadi seorang dokter yang bisa menolong dan mengobati banyak orang. Keinginan itu berawal ketika aku sedang sakit dan kemudian sembuh karena minum obat dari dokter. Menurutku, saat itu menjadi dokter adalah hal mulia yang sangat diinginkan banyak orang. Namun sangat sulit untuk mencapainya.
Setelah umurku beranjak usia remaja, aku baru mengerti apa sebenarnya yang dikatakan cita-cita itu. Ternyata pengertian cita-cita hampir sama dengan pengertian keinginan yang tentu saja saat itu belum ku mengerti. Hari berganti begitu cepat dan ternyata bumi telah berevolusi beratus-ratus kali tak menggugurkan keinginanku untuk menjadi seorang dokter meskipun dulunya hal itu hanya dari sebuah kejadian sederhana aku menyadari bahwa sesungguhnya kebetulan dan pendapat sepintas bukanlah hal yang salah karena setelah dicerna kita akan menemukan sesuatu yang berharga dari pendapat dan pemikiran yang hanya sepintas itu.
Menjadi seorang dokter adalah keinginan terbesarku, selain bisa menolong banyak orang dengan profesi itu juga orang tuaku bisa bangga dengan apa yang sudah ku peroleh. Jadi mulai saat ini dan seterusnya ku memutuskan untuk tidak melakukan hal-hal bodoh yang nantinya akan menghancurkan semua usaha yang telah kulakukan dalam waktu sekejap.
Tuhan telah memberikan anugrah terindah padaku, memberikan kedua orang tua yang sangat menyangiku dan selalu berusaha untuk mengerti apa yang aku inginkan selama ini mereka selalu menbuatku tahu segala hal baru yang belum kuketahui, mereka juga selalu memberikan motivasi untukku dalam menjalani segala sesuatu agar aku nggak kecil hati, jadi apa salahnya sekarang aku yang berusaha untuk tidak mengecawakan mereka dan berusaha membahagiakan mereka dengan cara aku harus berkerja keras dan memperbaiki nilai-nilaiku untuk menggapai cita-citaku. Karena untuk masuk dikedokteran nilai harus bagus. Jadi bukan hanya biaya saja yang mahal. E…. siapa tahu dengan kepandaian dan kecerdasan yang kita punya bisa membuka pintu beasiswa. Kan meringankan beban orang tua. Doakan agar aku sukses ya teman-teman pembaca bloggerku. Terima Kasih